Minggu, 03 Januari 2016

Teluk Lombok (Essay Objek Wisata)

Teluk Lombok merupakan objek wisata yang berada di perbatasan anatara Sangatta dan Bontang (Kalimantan Timur). Teluk Lombok merupakan pantai yang sangat luas yang dulunya adalah tempat dermaga mengangkut minyak namun sekarang menggunakan pipa langsung dibawa ke Balikpapan. Teluk Lombok terkenal dengan nama desa yang pantai tak berlistrik. Teluk Lombok juga merupakan desa Sangkima yang berada di kecamatan Sangatta Selatan. Untuk mencapai Teluk Lombok atau desa Sangkima, memerlukan waktu kurang lebih 1 jam.
Ada banyak wisatawan yang datang berkunjung ke Teluk Lombok. Ada dari Sangatta, Bontang, Bengalon, dll. Namun wisatawan asing belum banyak yang dating berkunjung ke Teluk Lombok.
Para wisatawan sebenarnya mempunyai kebutuhan individunya yaitu berwisata sendiri. Maka dalam piagam PBB, perjalanan wisata merupakan Hak Asasi Manusia. Menurut Smith (dalam Kusumaningrum, 2009:16), menjelaskan bahwa wisatawan adalah orang yang sedang tidak bekerja, atau sedang berlibur dan secara sukarela mengunjungi daerah lain untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Sesuatu lainnya itu disebut kesenangan. Banyak orang membutuhkan kesenangan atau menyegarkan pikiran hanya untuk melakukan kunjungan ke tempat wisata. Oleh karena itu, tidak heran mengapa manusia selalu jalan ke tempat yang indah.
Pasir yang putih dan hamparan laut lepas yang sangat luas menambah keindahan di Teluk Lombok ditambah keindahan dari airnya yang jernih dengan jelas menampakkan pasir putihnya. Pemandangan yang sangat indah dengan pulau kecil yang dikelilingi oleh pohon kecil di tengah laut. Namun sekarang Teluk Lombok tidak bersih lagi karena kurangnya perhatian. Sebuah kelebihan dari Indonesia patutkah kita biarkan? Bangunan yang berada di Teluk Lombok sangat jauh dari kata maju. Infrakstruktur jalan kurang baik, jalan masuk kawasan pertamina hingga kawasan Teluk Lombok semuanya bebatuan sehingga menimbulkan debu berwarna kemerah-merahan akibat jalan yang bebatuan. Saat hujan, jalan untuk ke Teluk Lombok menjadi berair dan berlumpur sehingga mobil para wisatawan menjadi kotor. Di Teluk Lombok, air kurang memfasilitasi sehingga air sangat susah untuk didapatkan.
Teluk Lombok merupakan objek wisata yang kurang diperhatikan. Sejuta potensi di Teluk Lombok kurang diperhatikan oleh pemerintah. Pemerintah hanya melihat Teluk Lombok tidak sedalam-dalamnya. Sehingga, Teluk Lombok kurang diperhatikan dalam objek wisata.

Selain infrakstruktur, Teluk Lombok tidak mempunyai penginapan atau resort karena kebanyak wisatawannya hanya penduduk di lingkungan Teluk Lombok. Fasilitas lainnya seperti tempat makan, warung kecil, dll. ada di sekitar pantai Teluk Lombok. Sehingga para wisatawan seiring bermain air bisa menikmati hidangan hangat makanan dari warung kecil. Banyak wisatawan pergi pagi dan pulang siang atau pergi siang pulang sore untuk melihat terbenamnya matahari yang indah.
Hiburan yang menyenangkan di Teluk Lombok seperti Banana Boat atau perahu bebek dll. menambah kesan menyenangkan pada Teluk Lombok. Jika Teluk Lombok dibiarkan terus oleh pemerintah, tidak ada lagi objek wisata yang menyenangkan pada Indonesia. Menurut McIntosh et al. (1995) mendefinisikan tourism (pariwisata) sebagai “the sum of phenomena and relationship arising from the interaction of tourism, business supplier, host governments, and host communities in the process of attracting and hosting these tourists abd other visitors”. Defini ini menyatakan bahwa pentingnya peran pemerintah dalam mengontrol para penduduk untuk menyadari bahwa pentingnya tempat pariwisata bagi peningkatan kesejahteraan yang menyeluruh. Pemerintah yang harusnya bekerja membantu menjaga kelestarian alam di Indonesia menjadi kurang peduli dengan alam sekitarnya. Jika kelestarian alam Indonesia diambil oleh Negara luar, mau dibawa kemana Indonesia? Kita sebagai penduduk asli Indonesia harusnya malu terhadap akan hal seperti itu.
Penduduk setempat yang tinggal seharusnya dapat merasakan keuntungan dari para wisatawan yang selalu dating berkunjung ke pariwisata di wilayah itu. Sebagai contoh, walaupun para penjual makanan kurang berinteraksi dengan para wisatawan tetapi para penjual mendapat keuntungan. Seperti misalnya penjualan makanan pada para pedagang menjadi laku karena adanya para wisatawan yang dating.


Sekian dari essay saya. Semoga bermanfaat untuk para pembaca.

Terima kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar