Teluk Lombok merupakan objek
wisata yang berada di perbatasan anatara Sangatta dan Bontang (Kalimantan
Timur). Teluk Lombok merupakan pantai yang sangat luas yang dulunya adalah
tempat dermaga mengangkut minyak namun sekarang menggunakan pipa langsung dibawa
ke Balikpapan. Teluk Lombok terkenal dengan nama desa yang pantai tak
berlistrik. Teluk Lombok juga merupakan desa Sangkima yang berada di kecamatan
Sangatta Selatan. Untuk mencapai Teluk Lombok atau desa Sangkima, memerlukan
waktu kurang lebih 1 jam.
Ada banyak wisatawan
yang datang berkunjung ke Teluk Lombok. Ada dari Sangatta, Bontang, Bengalon,
dll. Namun wisatawan asing belum banyak yang dating berkunjung ke Teluk Lombok.
Para wisatawan
sebenarnya mempunyai kebutuhan individunya yaitu berwisata sendiri. Maka dalam
piagam PBB, perjalanan wisata merupakan Hak Asasi Manusia. Menurut Smith (dalam Kusumaningrum,
2009:16), menjelaskan bahwa wisatawan adalah orang yang sedang tidak bekerja,
atau sedang berlibur dan secara sukarela mengunjungi daerah lain untuk
mendapatkan sesuatu yang lain. Sesuatu lainnya itu disebut kesenangan. Banyak
orang membutuhkan kesenangan atau menyegarkan pikiran hanya untuk melakukan
kunjungan ke tempat wisata. Oleh karena itu, tidak heran mengapa manusia selalu
jalan ke tempat yang indah.
Pasir yang putih dan
hamparan laut lepas yang sangat luas menambah keindahan di Teluk Lombok
ditambah keindahan dari airnya yang jernih dengan jelas menampakkan pasir
putihnya. Pemandangan yang sangat indah dengan pulau kecil yang dikelilingi
oleh pohon kecil di tengah laut. Namun sekarang Teluk Lombok tidak bersih lagi
karena kurangnya perhatian. Sebuah kelebihan dari Indonesia patutkah kita
biarkan? Bangunan yang berada di Teluk Lombok sangat jauh dari kata maju.
Infrakstruktur jalan kurang baik, jalan masuk kawasan pertamina hingga kawasan Teluk
Lombok semuanya bebatuan sehingga menimbulkan debu berwarna kemerah-merahan
akibat jalan yang bebatuan. Saat hujan, jalan untuk ke Teluk Lombok menjadi
berair dan berlumpur sehingga mobil para wisatawan menjadi kotor. Di Teluk
Lombok, air kurang memfasilitasi sehingga air sangat susah untuk didapatkan.
Teluk Lombok merupakan
objek wisata yang kurang diperhatikan. Sejuta potensi di Teluk Lombok kurang
diperhatikan oleh pemerintah. Pemerintah hanya melihat Teluk Lombok tidak
sedalam-dalamnya. Sehingga, Teluk Lombok kurang diperhatikan dalam objek
wisata.
Selain infrakstruktur,
Teluk Lombok tidak mempunyai penginapan atau resort karena kebanyak
wisatawannya hanya penduduk di lingkungan Teluk Lombok. Fasilitas lainnya
seperti tempat makan, warung kecil, dll. ada di sekitar pantai Teluk Lombok.
Sehingga para wisatawan seiring bermain air bisa menikmati hidangan hangat
makanan dari warung kecil. Banyak wisatawan pergi pagi dan pulang siang atau
pergi siang pulang sore untuk melihat terbenamnya matahari yang indah.
Hiburan yang
menyenangkan di Teluk Lombok seperti Banana Boat atau perahu bebek dll.
menambah kesan menyenangkan pada Teluk Lombok. Jika Teluk Lombok dibiarkan
terus oleh pemerintah, tidak ada lagi objek wisata yang menyenangkan pada
Indonesia. Menurut
McIntosh et al. (1995) mendefinisikan tourism (pariwisata) sebagai “the sum of
phenomena and relationship arising from the interaction of tourism, business
supplier, host governments, and host communities in the process of attracting
and hosting these tourists abd other visitors”. Defini ini menyatakan bahwa pentingnya peran
pemerintah dalam mengontrol para penduduk untuk menyadari bahwa pentingnya
tempat pariwisata bagi peningkatan kesejahteraan yang menyeluruh. Pemerintah
yang harusnya bekerja membantu menjaga kelestarian alam di Indonesia menjadi
kurang peduli dengan alam sekitarnya. Jika kelestarian alam Indonesia diambil
oleh Negara luar, mau dibawa kemana Indonesia? Kita sebagai penduduk asli Indonesia
harusnya malu terhadap akan hal seperti itu.
Penduduk setempat yang tinggal seharusnya dapat merasakan
keuntungan dari para wisatawan yang selalu dating berkunjung ke pariwisata di
wilayah itu. Sebagai contoh, walaupun para penjual makanan kurang berinteraksi
dengan para wisatawan tetapi para penjual mendapat keuntungan. Seperti misalnya
penjualan makanan pada para pedagang menjadi laku karena adanya para wisatawan
yang dating.
Sekian dari essay saya. Semoga bermanfaat untuk para pembaca.
Terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar